.quickedit{ display:none; }

Total Tayangan Halaman

Rabu, 14 Desember 2016

Spesifikasi Yamaha YZF-R25


https://pertamax7.files.wordpress.com/2014/07/rossi-on-yamaha-r25.jpg


https://pertamax7.files.wordpress.com/2014/07/yamaha-r25-rossi.jpg




Spesifikasi Yamaha YZF R25 :
Tipe mesin : 4 Langkah, 8 valve DOHC Berpendingin Cairan
Jumlah Silinder/posisi : Dua/Tegak
Diameter X langkah : 60,0 X 44,1 mm
Perbandingan Kompresi : 11,6 : 1
Sistem bahan bakar : Fuel Injection
Sistem pengapian : TCI (Transistorized Control Ignition)
Tipe Busi : CR9E
Tipe Battery : GTZ8V (MF Battery 7.4 Ah)
Sistem Starter : Electric Starter
Sistem Pelumasan : Basah
Kapasitas Oli mesin : Total = 2,40 L ; Berkala = 1,80 L ;
Ganti filter oli = 2,10 L
Panjang x Lebar x Tinggi : 2.090 mm X 720 mm X 1.135 mm
Tinggi tempat duduk : 780 mm
Ground clearance : 160 mm
Wheel base : 1380 mm
Caster angle : 25 derajat
Trail : 95 mm
Daya maksimum : 26,5 KW(36 PS) @ 12.000 rpm
Torsi maksimum : 22,6N.m @ 10.000 rpm
Berat Isi : 166 kg
Kapasitas Tangki : 14,3 L (Res : 3 L)
Tipe Rangka : Diamond
Tipe Transmisi : Manual, 6-percepatan
Tipe Kopling : Basah, Kopling manual , Multiplat
Ban Depan & Belakang : Tubeless 110/70-17M/C(54S) &
140/70 – 17M/C(66S)
Rem Depan & Belakang : Cakram Floating Ø 298mm,
Piston Ganda & Cakram Ø 220mm Piston Tunggal
Suspensi Depan : Telescopic Fork (diameter 41 mm)
Suspensi Belakang : Monocross Suspension
Lampu depan : DC Halogen 12V,55W (H7)
Lampu belakang : LED



Data akselerasi dan top speed YZF R25 :
0-60 kpj = 3.1 detik
0-80 kpj = 4.7 detik
0-100 kpj = 7 detik
0-100 m = 6.3 detik
0-201 m = 9.7 detik
0-402 m = 15.5 detik
Top speed on speedometer = 170 km/jam
Top speed on racelogic = 158.4 km/jam



Sumber:
www.yamaha-motor.co.id
www.otomotif.net

Ahok, Figur Yang Kontroversial & Tragis



http://hallojakarta.com/wp-content/uploads/2015/10/C__Data_Users_DefApps_Windows-Phone_AppData_INTERNETEXPLORER_Temp_Saved-Images_maxresdefault.jpg


Di negeri yang Bupatinya bisa memiliki rekening gendut hingga di atas satu triliun, Ahok hanya memiliki kekayaan Rp.21 miliar. Jadi Gubernur pun hanya karena faktor keberuntungan, menggantikan Jokowi yang naik jadi Presiden. Dan setelah jadi Gubernur, belio lebih banyak mendatangkan keributan ketimbang kedamaian.

Sifat Ahok yang kerap berbenturan dengan lingkungan di sekitarnya ini sebetulnya sudah terlihat jauh hari sebelum dia diangkat sebagai Gubernur DKI. Ketika masih menjadi anggota komisi II DPR RI, Basuki Tjahaja Purnama sudah memperlihatkan kecenderungan untuk lain sendiri. Ini tentu membuat jengah rekan-rekan satu komisi, dan juga pihak sekretariat. Dia sering berseberangan pendapat dengan anggota komisi lainnya.

Misalnya dalam soal e-KTP. Dia tidak setuju pemborosan uang negara Rp.6.5 triliun untuk proyek yang seharusnya bisa dibuat dan dikelola oleh BRI. Selain lebih murah e-KTP bisa merangkap ATM. Bayangkan jika usul Ahok ini dilaksakan, BRI sebagai aset negara pasti akan menjadi bank terbesar di Asia karena memiliki nasabah sejumlah penduduk pemegang KTP di Indonesia.
Ketidak kompakan yang diperlihatkan Ahok, konon sampai ke hal yang remeh-temeh seperti mengembalikan sisa uang perjalanan dinas yang tidak terpakai. Misal kalau perjalanan dinas yang direncanakan lima hari tapi kenyataanya hanya tiga hari, Ahok selalu mengembalikan kelebihannya.

Jika dari puluhan anggota komisi yang mengembalikan hanya satu orang sementara yang lain pura-pura begok, ini tentu ngerepotin bagian sekretariat dalam membuat laporan keuangan.
Hobi nyusahin orang dan cari perkara dengan siapa saja ini tidak berkurang setelah Ahok jadi Gubernur. Dia pernah ribut dengan lapak kakilima yang bikin macet lalu lintas di jalanan sekitar pasar Tanah Abang. Dia juga bikin gara-gara dengan supir-supir angkot dan Metromini. Dia menggusur penghuni liar yang sudah beranak-pinak dan hidup nyaman di bantaran kali dan kanal-kanal banjir, dan memaksa mereka pindah ke rusun yang sudah disediakan.

Yang lebih gelo, kalo di berbagai daerah, yang namanya kepala daerah selalu cari aman dan berusaha hidup rukun dan saling memberi dan menerima dengan para legislator, Ahok malah mengajak perang semua anggota DPRD. Satu demi satu anggota DPRD yang korup dia kirim sebagai pesakitan ke gedung KPK. Kadung saja, ketika ingin maju sebagai calon Gubernur untuk yang kedua kalinya, banyak musuh yang menentang dan berusaha menjegalnya.

Puncak dari kesintingan Ahok adalah ketika dia memilih jalur independen untuk maju sebagai cagub, dan bersama Teman Ahok dia sukses mengumpulkan lebih dari satu juta KTP. Menurut saya ini langkah paling spektakuler yang pernah dilakukan Ahok. Meski pada akhirnya Ahok berbelok dan ikut sebagai calon yang diusung PDI-P, kenekatan Ahok itu sempat membuat berang semua partai politik.

Kini Ahok tengah menuai semua yang pernah dia semai. Kasus penistaan agama yang dituduhkan kepadanya telah masuk ranah pengadilan. Para pendemo tidak akan berhenti sebelum Ahok dinyatakan bersalah. Mereka akan terus mengawal persidangan sampai Ahok sampai gagal ikut pilkada. Ini bonus yang mereka inginkan agar salah satu calon yang mereka dukung dapat melenggang mulus ke kursi Gubernur.

Andai Ahok mundur sekarang, semua kehebohan ini mungkin akan padam dengan sendirinya. Entah apa yang membuat dia tetap gotot, padahal nggak ikut nyagub juga dia tak akan rugi apa-apa. Orang dengan kapasitas seperti Ahok pasti akan terpakai di manapun. Jadi dirut BUMN, jadi Menteri, atau setidak-tidaknya jadi staf khusus Presiden, sebelum akhirnya jadi Presiden.

Tapi itulah Ahok, figur yang penuh kontroversi dan cenderung tragis.